Seiring berjalannya waktu, revolusi industri saat ini juga membawa pengaruh besar bagi persaingan banyak perusahaan yang bergerak di bidang bisnis maupun non-bisnis. Hal ini tentu memicu para perusahaan untuk bersaing secara ketat dalam hal kinerja SDM dan juga hasil kinerja yang ada. Dalam hal ini tentu seorang pimpinan perusahaan harus memikirkan dengan baik bagaimana manajemen SDM yang baik sehingga para karyawan yang bekerja di dalamnya bisa merealisasikan usaha kerasnya menjadi produksi usaha yang terlihat lebih baik. 

Dalam mengembangkan sistem SDM (sumber daya manusia) di dalam suatu perusahaan, ada banyak hal yang harus diperhatikan dan harus dilakukan. Salah satunya yaitu dengan mengadakan mapping kompetensi. Hal ini dilakukan agar setiap bakat dan minat serta kompetensi para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan tersebut bisa ditempatkan pada jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. Sehingga kinerja karyawan bisa lebih maksimal dan hasil pekerjaan juga bisa lebih terlihat bagus. Alhasil, perusahaan pun bisa bersaing lebih maju dengan perusahaan lainnya. 

Mapping Kompetensi SDM Dalam Suatu Perusahaan

Mapping kompetensi atau penempatan kemampuan SDM dalam suatu perusahaan juga tidak bisa dilakukan secara random atau acak. Tentu saja hal ini akan membutuhkan sebuah proses seleksi. Proses seleksi ini biasanya dikenal dengan bidang kerja asesmen kompetensi. Dalam bidang assessment akan ada istilah-istilah yang terkait dengan mapping kompetensi SDM. 

Proses dari assessment yang menangani pemetaan kompetensi karyawan ini juga biasanya dilakukan dengan cara yang berbeda-beda namun tetap dalam visi yang sama. Beberapa hal yang biasanya dilakukan bidang assessment untuk mapping kompetensi dan memanajemen sistem perusahaan adalah sebagai berikut :

1.    Melakukan seleksi psikotes. 

Seleksi psikotes di sini ada banyak sekali tahapan. Mulai dari tes minat dan bakat, tes pengetahuan dan wawasan serta masih banyak lagi jenis tes lainnya. Di sini para karyawan akan diuji kemampuan logis dan kemampuan wawasannya. Sehingga perusahaan bisa tahu bagaimana kemampuan yang dimiliki oleh karyawan tersebut dan bagian pekerjaan apa yang layak serta cocok untuk karyawan tersebut. Selain itu, bidang assessment juga akan melakukan tahapan tes pemecahan masalah. Biasanya para karyawan akan diberikan beberapa study kasus yang sama. Kemudian mereka harus bisa memecahkan dan menyelesaikan study kasus tersebut dengan caranya masing-masing. Dari situ, bidang assessment dan perusahaan akan tahu bagaimana kemampuan karyawan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Hal ini bisa menjadi tolak ukur dalam menilai seberapa bijaksana seorang karyawan dalam mengemban tanggung jawabnya sebagai seorang pekerja. 

2.    Tes wawancara. 

Tes ini biasanya dilakukan setelah sesi tes tulis atau psikotes yang sebelumnya telah dilakukan. Bidang assessment akan melakukan wawancara dengan pertanyaan yang terkait dengan bidang pekerjaan yang sedang dijalani oleh karyawan tersebut. Bahkan tak jarang bidang assessment juga akan menanyakan beberapa hal privasi yang terkait dengan curahan hati karyawan selama bekerja dalam bidangnya. Hal ini dilakukan agar pimpinan tahu bagaimana kekurangan dan kelebihan dari sistem kerja yang ada pada perusahaan tersebut. Sehingga diharapkan kedepannya, sistem perusahaan bisa lebih baik lagi. 

3.    Melakukan mapping ulang 

Melakukan mapping ulang terhadap sistem perusahaan dan juga struktural perusahaan sesuai dengan kondisi yang ada. Bidang assessment akan melihat seberapa kuat struktural dan juga sistem kerja yang diimplementasikan dalam perusahaan tersebut. Jika dirasa tidak seimbang dengan kemampuan SDM yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, maka bidang assessment akan melakukan perombakan atau pengaturan ulang menjadi sistem dan struktur yang lebih tertata lagi. 

Semua prosedur yang dilakukan tidak lantas menjadi keputusan akhir. Hal ini karena apapun hasil yang didapatkan tentu juga harus berdasarkan keputusan dari pimpinan. Sehingga bidang assessment juga perlu adanya pertimbangan yang matang sesuai dengan keseimbangan keadaan perusahaan agar hasil yang didapat bisa dibuktikan dan disetujui oleh pimpinan perusahaan. Dengan begitu, sistem manajemen perusahaan baik itu SDM nya maupun sistem kerja yang diberlakukan, bisa ditindak lanjuti menjadi lebih baik lagi.

By Daliono