(Sumber gambar: www.qubicle.id)
kabarkhusus.com – Beberapa waktu lalu, industri musik Indonesia sempat dibuat heboh dengan kehadiran Voice of Baceprot – band metal asal Garut yang mendunia. Beranggotakan Firda Kurnia, Euis Siti Aisah, dan Widi Rahmawati, ketiga perempuan ini dianggap unik karena penampilannya yang berhijab namun bergabung dengan aliran musik keras seperti metal.

Keunikan ini berhasil menarik perhatian para pecinta musik di Indonesia, hingga Amerika Serikat. Ketika diwawancarai oleh NPR, perusahaan media asal Washington D.C, ketiga anggota Voice of Baceprot menjelaskan bahwa mereka tinggal di daerah pedesaan yang tergolong masih sangat konservatif. Itu sebabnya, terlepas dari segala prestasinya, Voice of Baceprot juga tidak luput dari komentar negatif dari orang sekitar hingga netizen. 

Mereka bersekolah di sekolah Islam di sekitar area pedesaan. Dari sanalah mereka dikenalkan musik metal  oleh konselor sekolah, Ahba Erza.
“Jujur saja saya tidak mengerti alasan para gadis ini menyukai musik metal,” ucap Erza yang sekarang menjadi manajer Voice of Baceprot. 

Firda Kurnia mengakui bahwa sebelumnya ia bahkan tidak tahu apa itu musik metal. Namun, genre musik ini telah menjadi bagian penting dalam hidupnya. “Saya menemukan jati diri saya dalam musik metal,” Jelas Kurnia.

Karya Voice of Baceprot terinspirasi dari band-band metal legendaris seperti Slipknot, Lamb of God, dan Rage Against The Machine. 

Ketika ditanya pendapat mereka soal keunikan Voice of Baceprot sebagai hijabers metal, ketiga perempuan jenius ini mengakui bahwa kesuksesan band ini tidak lepas dari penampilan berhijab mereka. 

“Tidak bisa dimungkiri, kami besar karena itu. Tapi sekarang kami ingin lebih fokus untuk menciptakan karya musik,” jelas Kurnia. 

Mereka bahkan sempat terganggu dengan hujatan para netizen dalam dan luar negeri. Bahkan, Kurnia dan Erza mengatakan bahwa Voice of Baceprot sering mendapat telepon yang menyuruh mereka untuk berhenti bermain musik. 

“Mereka mengatakan kalau musik itu dilarang oleh Islam,” ucap Kurnia. Tak jarang juga orang tua Kurnia melarang mereka untuk bermain musik metal. Namun, seiring meningkatkan popularitas Voice of Baceprot, orang tua mereka mulai terbuka dan bangga akan hasil karya mereka. 

“Saya akui, sebagai musisi metal berhijab, saya memang berbeda dari kebanyakan orang pada umumnya,” ucap Kurnia menambahkan. “Namun hijab sudah menjadi identitas saya, ok?”

Temukan pilihan model gaun pesta terbaru untuk
hijabers
dengan harga murah di sini!
Ezra menambahkan bahwa mereka telah mengerti betul risiko sebagai musisi metal berhijab.  “Mereka punya banyak sekali mimpi. Nah, untuk mencapai mimpi itu, mereka harus berani menghadapi konsekuensinya.” kata Ezra. 

Terlepas dari cibir netizen, Voice of Baceprot memiliki pendukung yang cukup banyak di Indonesia. Salah satunya adalah Giring Ganesha – vokalis band pop Nidji. Giring sempat melihat secara langsung aksi panggung Voice of Baceport di belakang panggung untuk acara TV yang sama. Giring mengakui ia sangat terpesona dan takjub dengan aksi panggung ketiga perempuan muda ini. Menurutnya, untuk anak seusia mereka yang datang dari luar kota besar, talenta dan kemampuan musik yang mereka miliki sangatlah menakjubkan. 

“Mereka berhasil merangkul budaya pop di Indonesia,” ucapnya. “Mereka menunjukkan bahwa, ok, agama saya Muslim dan itu adalah identitas saya, tapi hal itu tidak menutup kesempatan untuk mereka merangkul musik metal dan have fun with it!” 

Bulan Mei lalu, Voice of Baceprot merilis single perdana mereka bertajuk School Revolution. Mereka juga sudah memiliki enam lagu yang siap dirilis antara lain Rumah Tanah Tidak Dijual, DJ Oriented, The Enemy, Jalan Kebenaran, dan You’ll Never Walk Alone.

Ezra menambahkan bahwa tahun ini, Voice of Baceprot sedang mengejar karier di dunia musik internasional.

Yuk, beli hijab segi
empat dengan pilihan menarik di sini
!
“September lalu seharusnya kami main di Global Citizen Festival di Amerika, tapi batal karena masalah visa. Selain itu, ada juga tawaran label dari luar negeri, salah satunya dari Inggris,” jelas Ezra.

By Daliono