Kabar Khusus – Anak sering kali mengalami alergi terutama pada usia 0-2 tahun karena imunitas masih kurang baik dan organ belum terbentuk dengan sempurna. Penyebab alergi yang utama adalah dari faktor genetik. Orangtua yang alergi kemungkinan besar akan melahirkan anak yang alergi juga walaupun jenis bahan penyebab alerginya berbeda. Selain itu ada banyak penyebab munculnya alergi salah satunya adalah kebersihan.
Kebersihan adalah salah satu penyebab alergi. Tapi banyak yang mengira semakin bersih akan mengurangi tingkat alergi anak. Bener gak bu? Padahal hal itu salah, justru sebaliknya jika anak sangat sangat dijaga agar selalu hidup bersih, maksudnya disini terlalu bersih tidak pernah terpapar kotoran maka justru akan meningkatkan kejadian alergi pada anak. Hal ini telah dibuktikan oleh higiene hipotesis yang menyatakan bahwa anak yang tinggal dilingkungan terlalu bersih terutama usia dini akan meningkatkan kejadian alergi dan juga terjadi pergeseran gaya hidup pada masyarakat industri juga mingkatkan kejadian alergi.
Anak yang hidup di tempat bersih kurang mendapat paparan mikroba yang akan menjadikan pergerseran dari Th1 menuju Th2 yang akam memicu timbulnya alergi. Sedangkan anak yang tinggal di pedesaan dengan kebersihan kurang terbukti terdapat peningkatan fungsi “treg” yaitu suatu protein yanh dapat menjaga sistem kekebalan tubuh seseorang. Anak yang tinggal di lingkungan tidak terlalu bersih juga akan mengalami hipometilasi akibat sering terpapar mikroba non patogen atau mikroba bukan penyebab penyakit sehingga akan mengurangi risiko alergi. Dari penemuan ini bukan berarti harus hidup kotor dan juga bukan berarti dengan hidup tidak terlalu bersih akan terhindar dari berbagai penyakit, dalam hal ini khusus untuk alergi, karena alergi adalah proses yang terjadi di dari dalam tubuh seseorang yaitu tubuh seseorang tidak bisa menerima suatu zat atau bahan tertentu. Dengan hidup yang kurang bersih pun memang akan menurunkan tingkat kejadian alergi tetapi tidak menutup kemungkinan akan meningkatkan kejadian infeksi oleh karena bakteri. Jadi ini berlaku hanya untuk individu yang memiliki riwayat alergi pada keluarga dapat di cegah dengan teori hiegene hipotesis ini.
Anak yang sering muncul alergi saat musim tertentu atau terpapar zat tertentu, atau makan makanan tertentu harus mendapat perhatian khusus dari orangtua karena memang alergi bukan termasuk penyakit yang berbahaya, tetapi tetap harus diwaspadai. Kalau terlalu banyak zat atau bahan yang ditolak oleh tubuhnya atau menimbulkan alergi pada tubuhnya maka akan meningkatkan risiko kejadian buruk pada dirinya. Dan bahkan tidak menutup kemungkinan akan mengalami alergi pada beberapa obat yang mana jika tidak diketahui akan menimbulkan masalah yang cukup besar karena efek obat itu cepat tidak seperti zat yang lain jadi jika menimbulkan masalah pun obat sangat berbahaya.
Anak yang mengalami alergi pada zat tertentu misal makanan tinggi protein, besar kemungkinan anak juga mengalami alergi dingin, dan penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh alergi seperti gatal alergi, radang mata karena alergi, radang hidung karena alergi, asma, dan sebagainya. Dan dapat pula misalnya anak saat usia 1 tahun awalnya mengidap asma, lalu saat usia 5 tahun asma nya sembuh gak pernah kambuh tetapi ganti menjadi radang hidung karena alergi, dan saat usia 10 tahun berubah lagi menjadi radang mata karena alergi atau gatal alergi. Memang begitu, seseorang yang mempunyai orangtua alergi, punya bakat alergi akan meningkatkan risiko alergi pada beberapa macam zat.